Keputusan Pelik



Sebuah moment yang pasti dilalui setiap orang adalah keputusan pelik sebagai bentuk ujian dari Allah. Mampukah Ia melaluinya dan baikkah pilihannya !. Pelik, Sulit atau perih dihati sebenarnya hanya anggapan manusia saja tentang hal itu, karena Allah memiliki maksud lain pada hambanya yang tanpa disadari saat itu.. beberapa contoh dibawah ini :

1.Seorang wanita yang harus mengikuti suaminya tinggal ditempat yang jauh dari rumahnya sementara Ibunya tidak bisa ikut kepadanya padahal Ia adalah anak satu-satunya.

2.Seseorang yang harus meninggalkan kekasih yang dicintainya, dikarenakan berbeda keyakinan. yang baginya akan sulit mengarungi bahtera rumah tangga kelak.

3.Perkongsian bisnis bersama yang tidak lagi sejalan, sekalipun sekian lama dibangun bersama. Ia harus meninggalkannya karena Ia tidak ingin terjadi pertengkaran.

4.Menyatakan hengkang dari sebuah Group Band yang dibuat bersama, lebih memilih berkarir Solo dikarenakan Group Bandnya kini terjerumus obat-obatan terlarang.

5.Memutuskan persahabatan dengan teman dikarenakan sahabatnya telah masuk sebuah kelompok pengajian yang menurutnya janggal dalam pelaksanaan ibadah sholat  pada umumnya. Dan banyak lagi keputusan pelik yang berbeda-beda yang dialami tiap orang.

Pembaca yang budiman ...!

Keputusan pelik atau sulit dan perih dihati sering kali kita alami. Saat itu kita merasa, kitalah yang dirugikan dan menjadi keputusan final yang perih demi kebaikan kita kelak. Coba dari sini kita kembali hayati agar tidak masuk kedalam Barisan salah faham. Pernahkah kita berfikir bagaimana nasib orang yang kita tinggalkan sebelum keputusan yang menurut kita benar itu. Bukahkah mereka juga mahluk Allah yang memiliki hak untuk bahagia sebagaimana kebahagian yang kita inginkan. Bukankah kita telah memutuskan atau menjauhkan persaudaraan atau pertemanan yang sebelumnya dibina bersama. Yah jika orang yang kita tinggalkan bahagia !. Tapi bagaimana jika tidak ? Bagaimana jika ternyata ketika kita telah tinggalkan dirinya, Ia justru jatuh terpuruk dalam kehancuran bukan sebaliknya,, atau contoh lain kita memutuskan kerjasama bisnis yang sebelumya dibangun bersama namun harus berpisah karena perbedaan cara pengelolahan, disini kita merasa yang terperih dan paling merugi  saat meninggalkannya.

   Yah kadang kita merasa seperti paling merugi hingga mengambil jalan meninggalkan namun, bisa jadi keputusan yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan karena maksud diadakannya kita di dunia ini untuk menjadi kholifah atau pemimpin maka tidak bijak jika kita meninggalkan seseorang yang belum tentu bisa menjalankan hidup  yang baik, padahal kita diberi tugas oleh Tuhan untuk saling menjaga satu sama lain dan saling mengisi kekurangan masing-masing.

a.       Balik pemahamannya

Keputusan yang pilihannya adalah kita menghindar,menjauh dan meninggalkan yang menurut kita adalah demi kebaikan bersama. sebenarnya tidak juga benar hakikatnya, Karena lari dari keadaan adalah karakter pecundang bukanlah pejuang, kecuali anda menghindar dari keadaan demi menyusun strategi untuk kembali dan memperbaiki kondisi, itu adalah cerdas dan benar. Tapi kenyataan yang ada kebanyakan,  justru lari dari kenyataan yang menurutnya tidak menguntungkan atau mempersulit gerak kita dalam menjalani aktifitas.

Disini saya akan berbicara tentang ketulusan. Saat kondisi yang terus menerus merugikan kita seperti seorang teman merongrong untuk meminta bantuan keuangan, padahal Ia tahu kita tidak berkecukupan sekalipun demikian Ia terus memintanya kepada kita dikarenakan ia belum juga mendapat pekerjaan. Sesekali mungkin kita akan membantunya bahkan dikarenakan membantunya kita menjadi bangga dapat membantu teman. Tapi pertanyaannya, Sabarkah jika Ia terus meminta bantuan tanpa kita ketahui sampai kapan Ia akan Meminta. Keputusan pahit suatu saat akan diketuk palunya oleh anda seperti “ Maaf saya tidak bisa lagi meminjamkan kamu uang demi biaya hidup kamu padahal kamu tahu bahwa sayapun memiliki tanggungan anak dan istri yang juga harus saya cukupi kebutuhannya”..dari ucapan ini anda menekan tombol keberanian lalu mulailah terbuka jalan anda akan meninggalkannya. lusa mungkin jika Ia datang lagi akan ada sambutan bahasa yang lebih perih dari itu. Seperti “mulai detik ini kamu jangan pernah mengganggu saya lagi, karna saya muak dengan sikap kamu yang tidak pernah berubah, “kita tidak lagi berteman”. Jgerrr... Ia tertampar keras dan telak dihatinya anda yang diharapkannya kini menumpahkan kekesalan dengan bahasa yang menyakitkan dan akan terus tersimpan dimemorinya.

 Teman anda telah pergi dari kehidupan anda. Sebuah keputusan pelik dan perih di hati yang anda putuskan menjadikan anda terputus dari pertemanan. Ketenangan kini hadir menurut Anda. Dan Anda bisa menjalani kehidupan tanpa terganggu olehnya. Selamat.. ! Anda telah terdaftar masuk Barisan Salah Faham yang saya maksud.

Saat Anda dimintai pertolongan oleh seseorang, pernahkah anda sadari bahwa sebenarnya itu adalah hak yang harus diberikan, baik uang, waktu,tenaga atau pikiran. Selama kita hidup dan mencari kebutuhan hidup lalu mendapatkannya, sesungguhnya apa yang kita dapatkan itu terdapat hak orang lain yang harus kita perhatikan. Sekali lagi baik itu uang, waktu tenaga dan pikiran. Karena semua itu adalah rezeki yang Allah berikan kepada kita dan kita ditunggu olehNya untuk berbagi sebagai bentuk terima kasih dan rasa syukur kepadaNya.

·   - Uang yang kita cari dan miliki diharuskan untuk Zakat,Infaq dan Bersedekah dikarenakan terdapat hak orang lain didalamnya.

·  - Waktu yang diberikan oleh Tuhan dalam bentuk umur adalah kesempatan untuk beribadah dan berbuat baik kepada sesama, saling membantu dan mengingatkan

· - Tenaga merupakan energi yang kita miliki untuk bergerak menjalankan perintah sang khalik dan melakukan segala hal dalam beraktifitas.

· - Pikiran itu anugerah yang tidak dimiliki siapapun termasuk malaikat sekalipun, dengan pikiran kita mampu membedakan mana yang Haq dan mana yang Bathil. Seyogyanya dengan pikiran kita bijak menggunakannya dengan memberi solusi atau membantu dalam pemecahan masalah orang lain.

b.    MEMAHAMI

Itulah kenapa segala sesuatu harus melihat dengan kacamata memahami, dengan memahami bahwa kita memang harus membantu teman dengan uang yang kita miliki kita juga harus membantu kepadanya berupa pikiran,waktu dan tenaga. Sadarkah anda saat seringkali kita membantu keuangan pada teman tanpa kita sadari uang selalu saja kita miliki berapapun jumlahnya, bagaimana  kasus dengan orang yang benar-benar tidak memiliki uang. Allah maha bijaksana jawabnya. Allah tidak akan menguji hambanya diluar kemampuan yang dimiliki. Dan Allah maha mengetahui siapa yang akan diuji dengan keuangan. Mungkin yang dimaksud Allah jika ada seorang datang kepada temannya untuk meminjam uang sementara temannya benar-benar tidak meiliki uang, pastilah ada hal lain yang dimaksud Allah. Darinya bisa ada jalan mempertemukan kepada orang yang memiliki uang. Atau darinya bisa ada jalan meminjamkan, namun senggan waktu esok atau lusa karena gaji akan diterimanya.

Tapi kenapa jika kita ambil keputusan dengan melontarkan bahasa pedas dengan dalih demi Anak Istri saya tidak bisa meminjamkan uang, lalu yang ada keuangan kita justru semakin sulit. Ada saja yang harus dikeluarkan. Contoh :

· - Ban Mobil atau Motor kita bocor terkena paku  padahal sebelumnya jarang sekali bocor, padahal terbilang masih baru.

· - Anak kita mendadak sakit dan mengharuskan kita membawanya kerumah sakit.
·  - Istri kita tidak sengaja memecahkan jendela kaca rumah saat Ia sedang bersih-bersih hingga mengharuskan kita membeli yang baru
· - Orang tua kita menghubungi kita untuk segera pulang dikarenakan Adik terkena masalah dengan polisi
· - Kantor mengklaim kita bersalah atas keteledoran saat bekerja sehingga beban kerugian perusahaan terpaksa dipotong dari gaji yang kita terima.

Contoh kasus – kasus diatas sering kita temui dalam kehidupan ini, baik kasus ringan maupun berat untuk ditangani. Namun sebenarnya segala apa yang melanda pada diri kita adalah kitalah yang memulainya karena hal ini diungkapkan dalam ayat-ayat Al-Quran berikut:

Dan Aku (Allah) sekali-kali tidak menganiaya (menghukum) hamba-hamba-ku. (Qaaf:29)

Apa-apa kebaikan yang kamu peroleh adalah dari Allah dan apa-apa kejahatan yang menimpamu adalah dari sebab dirimu sendiri. (An-Nisa:79)

Maka biarlah teman datang sekalipun kehadirannya hanya meminta bantuan, pahami bahwa sebenarnya Ia lah pemilik haq dari apa yang kita miliki untuk diberikan kepadanya, karena jelas terlihat Ia datang untuk meminta pertolongan dari kita. Berikan Uang jika itu yang dibutuhkanya, Berikan waktu jika itu yang dimintanya, Berikan tenaga jika memang itu kita diminta kesediannya. Berikan pikiran atau solusi mungkin, yang dimaksudnya untuk meredahkan beban masalahnya.

Tanamkan keikhlasan dan berilah yang dimintanya dan tunjukan kepedulian lalu sampaikan solusi jitu untuk memudahkan teman anda dalam menyelesaikan masalahnya. Ketika hal ini yang Anda kerjakan dalam memahami sebuah kasus hidup. Insya Allah keputusan pelik tidak harus anda lakukan. Hal ini berlaku dan dapat diterapkan dalam kasus apapun saat keputusan pelik menjadi pilihan. Lari dari membantu masalah orang lain yang meminta pertolongan sama saja menghadirkan masalah baru yang lebih berat yang akan kita lalui  kelak.

     

Sebuah keputusan yang dapat merugikan siapapun sebaiknya memang tidak disampaikan, dikarenakan setiap manusia memiliki kesempatan untuk memperbaiki dirinya, sebagai hamba Allah yang telah memahami arti saling membutuhkan, ada baiknya kita saling mengisi satu sama lain atas segala kekurangan yang ada. Setiap pribadi itu Allah ciptakan unik dan sama sekali tidak ada kesamaan satu dengan yang lainnya, jika pun kadang kita sering menyamakan seseorang dengan yang lain dalam hal sifat atau karakter tetap saja banyak perbedaan yang mencolok, tarolah hari ini kita benci dengan seseorang yang sebelumnya membuat kita kesal dan marah karena tingkah lakunya yang merugikan menurut kita namun besok saat Ia menghilang atau pergi anda akan merindukannya, ada banyak hal yang sebelumnya lengkap jika ada dia, tapi kini hambar padahal dia hanya mengisi 1% saja suasana yang bisa dikatakan menyenangkan tapi jika tanpa kehadirannya jelas 100% itu tidak lengkap.

Baik dan buruk merupakan kesatuan yang harus berdampingan dan berjalan beriringan, disinilah bukti sebuah kehidupan sedang berlangsung. Allah ciptakan keduanya agar manusia dapat mencari jati dirinya dan alasan mengapa Ia diciptakan lalu akan dibawa kemana arah hidupnya. Hargai teman anda bagaimanapun karakternya, sungguh kelak anda akan berterima kasih kepadanya karena perbedaan – perbedaan menjadikan anda semakin bijaksana dalam menjalani hidup ini. Berikan saja yang terbaik. 

By : Mustofa Achmad

Comments

Popular posts from this blog

Gila Angan angan...